Title: The Kissy Cheek
Author: cHo
Genre: ??
Rating: General
Cast: Kang Hyechan and ???
Length: Ficlet
Disclaimer: Semua punya author #plak!
A/N: Hallow~ cHo’s here. Akhirnya cHo balik lagi
dengan fanfic ficlet lanjutan dari fanfic ficlet yang berjudul “Meeting”.
Warning [!!!] Hati – hati dengan typo (s),
kegajean alur, dan lain – lain. Maafkan author kalau fanfic ficlet ini kurang
berasa bumbunya (?) karna author hanyalah manusia biasa *jeileh*.
HAPPY READING ALL^^
**
**
Ku pandangi benda bundar yang biasa disebut jam
tangan ini. Tepat pukul 4.
“Hhh ..” ku hela napas panjang. Tak seharusnya aku
berkata seperti kemarin padanya. Seharusnya ku acuhkan saja pengunjung baru
itu. Melayaninya sama dengan pengunjung yang lain dan tak peduli siapa dia atau
apakah dia akan berkunjung ke kafe lagi esok harinya.
Ah,
mengapa juga aku jadi menyesal seperti ini? Bukankah dengan aku yang tidak
datang maka semua akan beres?
“Err … tidak! Kau harus bertanggung jawab Hyechan!
Bukankah kau telah terpaut akan senyuman mautnya itu? Ups ..” reflex aku
menutup mulutku.
Apa
yang barusan ku katakan? Aku telah terpaut? Terpaut dengan senyumannya?
“Kau gila Hyechan! Ya, kau sudah gila! Gila karna
rasa penasaranmu akan dirinya! Argghh ….” Aku berteriak sambil menjambak
rambutku.
Deg deg deg deg …
Ku raba dada sebelah kiriku. Detakannya beritme
cepat dan tiba – tiba saja ku rasakan wajahku memanas.
Ya
Tuhan, apa lagi sekarang?
**
Ku
telusuri jalan setapak menuju taman kota. Tempat janjianku dengan namja
misterius yang berkunjung ke kafe kemarin. Taman terlihat cukup ramai. Mungkin
karna hari ini hari libur dan sore hari adalah waktu yang tepat untuk bersantai
di taman kota yang hijau dan menyejukkan ini.
“Hyechan~” ku hentikan langkahku ketika kedua
telingaku menangkap suara seseorang memanggil namaku.
“Hyechan~” lagi, suara itu terdengar. Bahkan
sangat dekat, “Ya! Kau tidak tuli ‘kan?” seseorang menepuk pundakku dan
membalikkan badanku.
Deg deg deg ..
Mata itu …
Lengkungan ke atas bibir itu …
Membentuk senyuman seorang malaikat. Seperti
senyuman namja misterius yang ku layani di kafe kemarin siang.
Tunggu,
namja misterius?
“Hyechan-a kau tau? Aku hampir lumutan di sini
menunggumu. Akhirnya kau datang juga. Ah seharusnya kemarin aku kembali ke kafe
untuk meminta nomor handphonemu. Aish aish~” aku hanya bisa diam mamatung di
depannya. Memperhatikannya mengatur napas karna berlari mengejarku dan wajah
lucunya saat menggerutu. Benar – benar seperti anak kecil yang baru saja menemukan
mainan barunya.
“Hyechan, ya! Jangan melamun!”
“Ah mianhae. Mianhae eng …”
“Kim Joonmyeon. Tapi kau bisa memanggilku ‘Suho’”
ia meraih tanganku dan menjabatnya erat. Tentu saja dengan senyuman
malaikatnya. Senyuman yang benar – benar telah membuatku terpesona akan dirinya
dan membuat jantungku dag-dig-dug tak karuan saat berada di dekatnya.
Eh
tapi tunggu, dari mana dia tau namaku?
“Ngg Suho-a—“
Teng tong teng tong …
“Ah ada penjual es krim! Ayo kita beli es krim”
kemudian ia langsung menarikku seenaknya ke penjual es krim keliling -_-.
**
“Jadi, tadi kau mau bicara apa?” ku hentikan acara
menjilat es krim coklat kesukaanku. Menghela napas sebentar karna sepertinya
namja bernama ‘Suho’ ini senang sekali memotong atau mengganggu kegiatan orang
lain.
“Dari mana kau tau namaku?”
“Name tag yang kau kenakan saat kau melayani para
pengunjung. Di sana tertulis “Kang Hyechan” ya begitulah.” Jelasnya.
“Aish~ curang-_-“
“Mwo? Curang? Apanya yang curang?” tanyanya heran
sambil menaikkan sebelah alisnya.
“Curang saja. Aku pakai name tag sedangkan kau
tidak memakai kartu mahasiswamu. Itu kan curang! Aku jadi tidak tau namamu!”
jelasku sambil mempoutkan bibirku.
“Mwo? Hahaha ..” aku semakin mempoutkan bibirku
ketika ia malah tertawa terbahak – bahak mendengar penjelasanku.
“Ya! Jangan tertawa! Tidak ada yang lucu!”
bentakku sambil memukul lengannya.
“Hahaha itu lucu Hyechan! Aku tak mungkin pakai
kartu mahasiswaku. Untuk apa dipakai? Itukan hanya digunakan saat darurat saja.
Masa untuk membeli makanan dan minuman di kafe aku harus memakainya? Ck, itu
lucu Hyechan! Hahaha …” ku sadari kebodohanku dengan menggaruk tengkukku yang
tak gatal sama sekali.
Ya,
ada benarnya juga kau.
**
“Suho-a sudah hampir malam, kajja pulang!” ajak ku
setelah kami mengobrol cukup lama.
“Sirheo!” tolaknya.
“Mwo? Waeyo? Mau sampai kapan di sini?”
“Sampai matahari terbenam. Otte?” ku pandangi mata
Suho. Ia seperti berharap aku berkata ‘iya’.
“Ne~ baiklah.” Dia tersenyum. Senyum kebahagiaan
atas jawabanku dan itu membuatku semakin ingin selalu berada di dekatnya. Walau
matahari sudah berganti bulan sekalipun, tak apa bila ia ingin kami tetap di
sini.
“Ah sebentar lagi. Ayo kita hitung mundur!” ia
berseru girang kemudian mengajakku untuk berdiri di atas bangku panjang yang
kami duduki. Mungkin agar lebih terlihat, karna memang posisi kami sedikit
tidak pas untuk melihat sunset.
“Ayo hitung bersama – sama, Hyechan!”
Lima ..
Empat ..
Tiga ..
Dua ..
Sa ..
Cup
Aku terkejut, ciuman itu terjadi begitu saja.
Ciuman pipi yang terjadi dalam waktu sangat singkat.
“Tu .. kajja pulang!” ia turun dari atas bangku
kemudian berlari meninggalkanku yang masih terbengong – bengong atas kejadian
barusan.
“Ya! Chakkaman! Suho-a, chakkaman!” teriakku
ketika kesadaranku sudah seratus persen kembali.
“Ayo kejar aku, Kang Hyechan!”
“Ya! Tunggu! Jelaskan apa yang baru saja terjadi.
Kenapa kau mencium pipiku seenaknya, eoh?” aku terus berlari mengejarnya.
“Tangkap aku dulu, baru aku jelaskan. Ppaliwa!
Hahaha …”
“Ya! Kim Joonmyeooonnn …..”
“Hahahaha …”
The End
Hayoo kenapa Suho nyium pipi Hyechan?? Hayooo ..
ada yang bisa jawab?? Wkwk xD
Mungkin segini saja fanfic ficlet aneh bin gajenya
ya, love you love you dah sama readers yang like dan baca nih fanfic *tebar
kolor Suho*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar