Senin, 22 Oktober 2012

[Ficlet] EXO FanFic | Meeting

Title: Meeting

Author: cHo

Genre: romance

Rating: teen

Cast: Kang Hyechan as You. Someone as bias *maybe*

Length: ficlet

Disclaimer: semua punya author #plak!

A/N: hello~ author nan manis *hoek :p* balik lagi dengan fanfic baru yang membuat readers terkepo  kepo dengan fanfic author yang lama yang belum ending -_-. Fanfic kali ini terinspirasi dari kejadian yang author alami di kampus tercinta dan bertemunya author dengan seseorang yang membuat jantung author dag dig dug gitu, haha xD

Okeh, dari pada kebanyakan omong langsung dibaca aja yaaa … *tebar kecup*

HAPPY READING ALL^^

Warning!
Typo(s) dan kegajean cerita mungkin akan anda temukan didalam cerita ini!
**

“Hhh …” ku hela napas panjang ketika memasuki tempat kerjaku. Ah bukan, lebih tepatnya tempat dimana kuterapkan semua hasil belajarku selama ini.

Tehnic Kafe.


Sebuah kafe sederhana yang sengaja didirikan oleh pihak rektorat kampus untuk mahasiswa/I nya menumpahkan segala karya mereka menjadi sebuah makanan atau minuman yang kemudian dijual kepada para pengunjung kafe sederhana ini.

Ck, aku lupa! Kenalkan, aku Kang Hyechan. Mahasiswi tata boga Kyunghee University yang berada di daerah pinggiran Seoul, Korea Selatan. Mengasyikkan mengambil jurusan tata boga karena aku bisa dengan bebasnya meningkatkan rasa kekepoanku tentang dunia masak dan juga berwirausaha. Aku memang bukan termasuk mahasiswi yang aktif dalam perkuliahan. Bisa dibilang, aku hanya mengikuti arus (?) yang ada, tak berniat melakukan sesuatu yang WOW untuk melebihkan nilaiku. Mungkin seperti ikut BEM atau organisasi aneh lainnya atau mungkin mendekati dosen agar beliau mengenalku. Err .. maaf, aku tak suka cari perhatian dengan cara seperti itu. Yang aku bisa lakukan adalah seperti sekarang ini, berdiri diam di belakang meja kasir sambil menunggu satu atau dua orang pengunjung yang memesan makanan atau minuman sambil duduk – duduk di dalam kafe sederhana ini.

“Hhh … bosan.” Keluhku karena hari ini kafe sepi pengunjung. Ku bilang sepi karena hanya ada dua dosen langganan kafe ini yang datang ke kafe dan itu sudah terhitung sejak tiga jam yang lalu. Aku tau ini hari Senin, hari dimana padatnya mata kuliah mahasiswa dihampir semua fakultas. Tapi apakah perut mereka tidak merasakan lapar? Atau apa karena harga makanan dan minuman disini mahal? Err .. semoga kemungkinan yang kedua tidak benar!

Cling ...

Ku alihkan perhatianku ke pintu ketika lonceng yang sengaja digantungkan di atas pintu kafe berbunyi. Satu pengunjung datang. Dia seorang namja yang sepertinya baru ku lihat. Sepertinya dia mahasiswa pintar, terlihat dari caranya berpenampilan dan tas laptop agak besar yang berada di tangan kanannya.

“Annyeong^^ silahkan dipilih menunya.” ucapku ramah sambil memberikan buku menu padanya ketika ku pastikan ia telah duduk nyaman di kursinya.

“Ngg .. berikan aku menu special di kafe ini saja.” Jawabnya sambil tersenyum manis. Ahh … sangat manis.

“Ne~ wait please~” kemudian aku kembali ke tempatku sebelum akhirnya aku masuk ke dapur untuk membuatkannya menu special kafe sederhana ini. Sebenarnya aku bisa saja menyuruh temanku yang membuatkannya, tapi sepertinya aku telah terhipnotis dengan senyumannya dan aku lah yang akan membuatkan menu special yang special untuknya.

“Ige! Silahkan dinikmati. Kalau ada hal lain kau bisa bisa memanggilku.” Ucapku sambil menaruh makanan dan minuman yang ku buat khusus untuknya ke atas mejanya dan kemudian pergi kembali ke meja lain yang baru saja ditempati oleh pengunjung lain.

Lama ia menghabiskan makanan dan minumannya, kira – kira lima belas menit kemudian ia menuju meja kasir. Tempat dimana sekarang aku berada.

“Berapa semuanya?” tanyanya sambil membuka dompetnya.

“Ah tidak usah.” Tolak ku halus.

“Mwo? Waeyo?” tanyanya heran namun tak menghilangkan senyum manisnya.

“Anda pengunjung baru ‘kan? Kebetulan kafe kami sedang memberikan harga gratis untuk para pengunjung baru.” Ucapku sedikit berbohong karena sebenarnya pengunjung baru dikenakan biaya 50%, tidak benar – benr gratis seperti apa yang ku katakan.

“Jinjja??” tanyanya tak percaya.

“Ne~”

“Ah seharusnya kau bilang itu dari awal.” Ujarnya sambil memasang wajah memelas.

“Waeyo?” sekarang akulah yang dibuat heran olehnya.

“Kan aku bisa pesan yang banyak, hehe …” ia tertawa pelan namun cukup membuatku berhenti bernapas sejenak. Lagi – lagi aku terhipnotis oleh lengkungan ke atas bibirnya.

“Hehehe .. mungkin lain kali aku akan memberitahumu lebih awal jika ada gratisan lagi.”

“Ah gomawoyo^^” ucapnya sambil sedikit membungkuk.

“Cheonma^^” balasku.

“Hmm … boleh aku bertanya sesuatu?” tanyanya ragu – ragu dengan bola mata yang berputar.

“Silahkan!”

“Siapa yang membuat makanan dan minuman tadi?” tanyanya dengan nada berbisik dan rona merah tipis karena ketahuan sedang menyelidiki si koki.

“Waeyo? Apa kau sangat ingin tahu?” tanyaku dengan nada yang kubuat – buat.

“Kalau kau –“

“Aku. Akulah si koki itu.” Potongku cepat dan disambut dengan tatapan tak percaya darinya. Oh ayolah, apa wajahku ini tak terlihat seperti koki??

“J-Jinjjayo??”

“Ne~ apa rasanya tidak enak?” tanyaku dengan wajah takut.

“Ne~ tak ada rasa.”

Jleb!

Aku diam mematung setelah medengar pengakuannya. Jadi, masakanku tidak enak? Jadi aku …

“Aniyo~ aku hanya bercanda. Masakanmu enak sekali. Aku suka.” Ntah apa yang harus ku ucapkan. Namja di depanku ini benar – benar menyebalkan. Dia! Namja pendek yang senyumannya melelehkan hati ku ini baru saja mengerjaiku dengan mengatakan kalau masakan ku tidak enak. Ck, patut dihajar sepertinya-_-.

“Mianhae, aku hanya bercanda. Sungguh. Masakanmu sangat enak. Jangan bunuh aku!” ucapnya dengan wajah takut dan berkeringat ketika menyadari tatapan membunuh dariku.

“Hahaha … aku maafkan kok. Tapi dengan satu syarat.” Ku naik turunkan alisku sambil menunggunya berpikir atas jawaban ucapanku.

“Apa? Apa syaratnya?”

“Sabtu ini kau ada kuliah?” ia menggeleng, “temani aku jalan – jalan ke taman. Jam empat sore. Otte?”

“Oke, deal!” kemudian kami berjabat tangan dan saling melempar senyum, “baiklah aku pergi dulu. Terima kasih atas semuanya.”

“Sama – sama.” Kemudian ia pergi dari hadapanku. Menghilang di balik pintu kafe setelah melambaikan tangan dan tersenyum manis.

Beberapa detik kemudian …

“Aigoo~ aku lupa tanya siapa namanya! Yak! Hyechan pabbo!! Hyechan pabbo!!! Ya! Ya!”

END

Hahaha .. gimana gimana ?? gajekah?? wkwkwk .. Ini kalau ngga salah cuma dibuat satu jam deh, haha xD
Maaf kalau kurang gimana gitu yaa ... maklum nih kalau lagi galau ya kaya gini fanficnya *preet-_-*
Oke, I need your comment :)
#deepbow

1 komentar: