Minggu, 30 September 2012

EXO FanFic | [Sequel BaekYeol] When I'm Waiting You Under the Rain - Chap 2 (end)

Title: When I'm Waiting You Under The Rain [Chapter 2]

Author: cHo

Genre: romance and friendship

Rating: T


Cast: Kim Joonmyun (Suho EXO - K)
Do Kyungsoo (D.O EXO - K)

Length: twoshoot

Disclaimer: Fanfic ini milik saya. Alur dan cerita milik saya. Hanya cast yang bukan milik saya. Saya cuma pinjam XD

A/N: Sebelum lanjut baca, saya cuma mau bilang kalau typo (s) bertebaran. Pairnya SuD.O couple karna saya SuD.O hardcore shipper. Mianhae buat KaiSoo shipper kalau fanfic saya nyakitin hati kalian. Oiya, ini ngga tau squel atau bukan, pokoknya ini bisa dibilang lanjutan dari pertengkaran Suho dan D.O karna D.O ngebantuin Baekhyun buat bikin Chanyeol cemburu (baca FF BaekYeol: Rain and Cold).

NO BASH !!! NO SIDERS !!!

Summary: “Biarlah tubuhku ini basah kuyup hyung. Biar saja kalau nantinya aku sakit, aku tak peduli. Yang penting, saat Suho hyung datang ke sini. Ia akan menemukanku dengan senyum manis dariku. Aku tau, walaupun dia begitu marah atau membenciku sekalipun, aku yakin, di dalam hati kecilnya, ada rasa cinta yang begitu besar untuk ku. Aku yakin itu !! Aku memang benci jika harus menunggunya, apalagi harus di bawah hujan seperti ini, tapi aku tak peduli. Semua rasa kesalku ini akan hilang dan berganti dengan rasa bahagia. Aku mencintainya hyung, sangat mencintainya. Di tengah badai atau ketika taman ini terkena angin puting beliung sekalipun, aku akan tetap menunggunya. Ya, Baby Soo akan tetap menunggu Myunnie hyung XD.”.
**

 
Suho pov

"Hei Suho, mau sampai kapan kau terus seperti ini?" Aku mendengus sebal mendengar ocehan Kris di telingaku. Ku tatap layar notebook ku. Terlihat Kris yang sedang menatap tajam padaku.

"Apanya yang seperti ini?" Tanyaku basa - basi. Ia memasang wajah sebalnya padaku.

"Cepat pulang ke dorm dan minta maaf pada istrimu !!"

"Uhuk uhuk" aku terbatuk mendengar ucapannya. Segera ku taruh gelas cappuchino yang ku pesan lima jam yang lalu pada waiters kafe yang sedang ku kunjungi sat ini dan beralih menatap tajam Kris yang sedang tertawa karna melihatku tersedak.

"Ck, teganya kau tuijjang pada rekan leadermu ini" ucapku dengan wajah memelas. Ia mengambil sesuatu di sebelahnya dan melemparkannya pada layar laptopnya.

"Aigoo laptopku u.u" teriaknya histeris seperti ahjuma - ahjumma. Ck, kharismanya langsung hilang setelah berteriak seperti itu. "Kau harus tanggung jawab Suho-ah !!" tambahnya.

"Mwo? Apanya yang tanggung jawab?" Tanyaku heran pada perkataannya.

"Karna kau, aku terpaksa melempar boneka panda Tao ke layar laptopku dan membuatnya tergores. Kau harus tanggung jawab Suho-ah !!" aku membulatkan mataku sempurna. Apa dia bilang? Salahku katanya? Enak saja.

"Nyeh, kau tuh yang pabbo !! Sudah tau kita berbicara lewat layanan (?) whats up. Kita berbicara antar layar, kau malah menganggapku benar - benar di depanmu. Salahmu itu !!" Ia mengambil benda lain, mungkin boneka panda Tao lagi. Mollayo~

"Ck, setelah aku sampai di Korea besok. Ku remas - remas kau dan ku cekik leher putihmu Joonmyun !!" Aku menatapnya horror. Ia mengatakan keinginannya itu sambil meremas dan mencekik boneka panda Tao yang lain yang lebih besar dari yang dilemparnya tadi.

"Uuu takut~" ucapku sambil memasang wajah takut. Ia berdecak kesal hingga akhirnya ia menaruh kembali boneka panda Tao ke tempatnya.

"Heh, kita sudah lima jam seperti ini. Apa kau tidak bosan eoh?? Lihat tuh gelasmu, sudah berapa banyak cappuchino yang kau minum eoh??" Aku melirik gelas – gelas bekas cappuhino yang ku pesan sejak lima jam lalu. Sudah terhitung sepuluh, ah mungkin lebih. Tapi aku tidak peduli.

Tinggalkan Kris sebentar. Ya sebenarnya aku sudah pulang dari jobku hari ini sekitar jam duabelas siang tadi. Tapi, karna pertengkaran hebat dengan Kyungsoo tadi malam, membuatku malas pulang ke dorm. Jadi, aku putuskan untuk duduk diam di depan layar notebookku. Mengajak Kris mengobrol selama lima jam karna jam yang melingkar di tanganku sudah menunjukkam pukul lima sore. Ku biarkan kedua telingaku tuli dengan ocehan Kris selama kami mengobrol. Kadang tertawa, kadang mengomel, atau bahkan aku belajar nge-rapp darinya. Selama lima jam juga telingaku ku sumbat dengan earphone kesayanganku. Aku juga tak peduli dengan tatapan aneh dari orang - orang disekitarku ketika melihatku mengomel, tertawa, atau melakukan rapp yang begitu hancur di depan layar notebook ku. Aku ingin tenang dan bersantai sekarang. Itu saja, apa tidak boleh?

"Ya!! Suho!! Jangan melamun seperti itu !! Kau terlihat menyedihkan-_-" ku ambil gelas cappuchino ku yang kesekian kali dan menyeruput isinya hingga habis tak bersisa. Berniat memesan lagi tapi teriakan aneh di telingaku membuatku mengurungkan niatku itu.

"Tuijjang, apa itu??" Tanyaku pada Kris yang terlihat sedang meminipedi kuku - kukunya. "Ck, kau seperti ahjumma - ahjumma, tuijjang." komentarku.

"Diam kau !! Perawatan bagus untuk artis macam kita. Kau tidak mau kan ditinggalkan fans - fans mu hanya karna kuku mu jelek?"

"Hh ... terserahlah. Kulit putih dan suara lembutku sudah cukup menghipnotis fans, hahaha XD" aku tertawa narsis. Sedangkan Kris memasang wajah betenya.

"Aaa hyung, itu jatahku !!!" Teriakan aneh itu terdengar lagi. Walau samar, tapi kurasa itu berasal dari dorm EXO-M di China sana.

"Tuijjang, lebih baik kau lihat dongsaeng - dongsaeng mu." Ucapku seperti memerintah. Ia kemudian menengok ke belakang dan berteriak yang membuat telingaku akan benar - benar tuli setelah ini.

"HEI YANG SEDANG RIBUT - RIBUT DILUAR SANA, PILIH DIAM ATAU TULANG - TULANG KALIAN AKAN REMUK SETELAH INI." Terdengar sangat kejam. Aku jadi berpikir mengapa Tao begitu mencintai Kris yang menurutku kasar dan galak ini, ckck tak bisa ku duga kalau ternyata dia begitu pada member EXO-M yang lain-_-. Seharusnya kalau ia seperti itu, ia tak pantas jadi leader-_-.

"Tuijjang ..."

"Begitu kalau memarahi member yang lain. Terkesan keras dan galak tapi tegas." Potongnya cepat. Aku hanya geleng - geleng kepala.

"Gege, Xiumin ge, dia mengambil jatah makan Tao." Tao merengek, masuk ke kamar TaoRis dan memeluk Kris dari belakang. Dapat ku lihat ada air mata yang menetes dari matanya. Kris menaruh alat menipedinya dan melepaskan pelukan Tao. Menarik kursi lain dan mendudukkan Tao di kursi itu. Aku hanya bisa melihat adegan itu dalam diam.

"Nanti gege hukum dia, ne? Baby Panda tak boleh menangis. Master wushu harus kuat. Uljima Baby~" Kris memeluknya, membawa Tao dalam pelukannya yang ku yakin begitu hangat bagi Tao.

"Aigoo kalian membuatku iri T.T" komentarku sedih. Aku jadi teringat Kyungsoo. Wajah polosnya. Ia yang tak pernah mengeluh. Ia yang selalu mendukungku. Ia yang selalu tersenyum untuk ku. Ia yang akan melupakan rasa lelahnya dan tetap ceria memasak dan menghibur member lain yang sedang sedih dan kelaparan.

"Makanya sana pulang ke dorm dan temui Baby Soo-mu itu, Joonmnyun-ah" aku tersadar dari lamunanku tentang Kyungsoo dan kembali menatap layar notebook di depanku.

"Suho hyung, Kyungsoo hyung itu namja yang baik. Umma yang aku sayangi setelah ummaku. Aku dan Sehun begitu menyayanginya. Jangan terlalu lama marah padanya." Aku menatap Tao dan Kris bergantian. Ck, aku sampai lupa kalau dua magnae kami begitu sayang pada sosok Kyungsoo.

"Ne~ aku pulang sekarang. Gomawo~"

"Cheonma" seru mereka bersamaan. Kemudian aku out dari whats up. Ku tutup notebook ku setelah proses shut down selesai. Ku bayar semua cappuchino yang ku pesan.

Setelah ku yakini hatiku untuk bertemu Kyungsoo , ku langkahkan kakiku keluar dari kafe.

Kresss ....

Bunyi hujan yang cukup deras menyambutku ketika ku lamgkahkan kakiku keluar dari kafe. Ck, kenapa mesti hujan?

Langit sialan --", umpatku.

Aku merogoh saku ku dan mengeluarkan handphoneku. Layarnya gelap, ku tekan keypad on/off disisi kanan atas tapi tak kunjung menyala.

"Ck, kenapa harus mati di saat seperti ini, eoh? Apa ini hukuman dari langit karna aku mengatainya sialan. Ck, ngambekan sekali kau langit."

Jedeer ..

Aku terlonjak kaget. Suara petir barusan seperti memarahiku. Aku diam dan kini mengutuki diriku sendiri.

Ku lirik jam bundar yang melingkar di pergelangan tanganku. Tepat pukul jam tujuh. Aigoo~ pasti member lain -terutama Kyungsoo- menungguku dengan gelisah di dorm.

"Hujamya deras sekali, bagaimana caranya aku bisa pulang ke dorm?"

Tiinn tiinn ..

Suara klakson yang cukup berisik memaksa mataku mencari si sumber suara.

Bingo, ada taxi, gumamku.

Kemudian aku langsung berlari dan masuk ke taxi itu tanpa permisi.

"Kemana tuan?"


"Ke dorm EXO-K" tapi bukannya jalan, supir taxi itu malah diam. Aigoo dia mana tau dorm EXO-K. "Maksudku ke jalan xxx" dia mengangguk dan mulai mengendarai mobilnya.
**

Krieett ..

Aku membuka pintu dorm dengan rasa berkecamuk. Rasa bersalah dan benci pada diri sendiri karna kabur dari dorm hanya karna masalah cinta dan merelakan lima dongsaengku terlantar di dorm tanpa leader atau guardian di sisi mereka menyelimutiku. Apalagi hari hujan dan aku tidak tau bagaimana keadaan mereka sekarang. Membuatku benar – benar merasa kalau aku sama tak pantasnya menjadi leader seperti Kris.

"Suho hyung, aigoo akhirnya kau pulang juga." Aku mendapati titik - titik air mata yang hampir mengering di kedua pipi Baekhyun. Wajah Chanyeol, Sehun dan Kai pun sangat suram dan mata mereka menyorotkan kesedihan.

"Ada apa ini?" Tanyaku bingung, masuk ke dorm dengan badan agak basah.

Mereka tak langsung menjawab, yang ku lihat hanya wajah mereka yang tertunduk.

"Eh tunggu, Kyungsoo? Eodiga??" Tanyaku setelah menyadari tak ada Kyungsoo diantara mereka.

"Kyungsoo ... d-dia"

"Apa Baekhyun? Jangan terputus - putus kalau bicara." Teriakku padanya. Ia semakin tertunduk, membuat otak ku berfantasi negatif tentang Kyungsoo.

"D-dia .. dia menungumu di taman sejak jam tiga sore tadi hyung."


"Mwo?"
**

Aku langsung berlari ke luar dari dorm. Tak peduli dengan hujan deras yang tadi sangat ku hindari. Aku juga tak peduli kalau air hujan itu membasahi tubuhku dan akan membuatku sakit nantinya. Yang ada di pikiranku hanya Kyungsoo dan Kyungsoo. Aku melirik jam tangan di pergelangan tanganku, sudah jam delapan dan itu berarti dia menungguku selama lima jam? Di bawah hujan yang deras seperti ini? Aigoo~ kenapa ketidaksukaannya pada ‘menunggu’ tidak terpakai untuk hal ini, eoh? Kenapa ia malah mau merelakan tubuhnya basah kuyup hanya untuk menunggu namjachingu tolol sepertiku.

Aku sampai di taman tapi aku tak melihat sosok Kyungsoo. Taman itu sepi dan sudah gelap. Lampu yang menerangi taman itu pun nyala mati seperti lampu diskotik. Aku melangkahkan kakiku lebih masuk ke dalam taman, mungkin Kyungsoo menungguku di bawah pohon besar untuk melindungi tubuhnya dari hujan.

Srek

Aku melihat ke bawah dan menemukan sebuah kertas kotor yang sudah sangat basah. Aku mengambil kertas itu, terlihat ada coretan di sana. Aku tak peduli tapi sepertinya ini seperti sebuah penunjuk arah.

Srek

Ada satu lagi yang menempel di kakiku. Aku mengambilnya lagi dan coretan yang sama dengan kertas pertama juga ada di kertas kedua yang ku pegang. Aku menoleh ke arah lain dan mendapati ada kertas yang sudah basah namun tetap setia menempel di badan pohon. Aku segera melangkahkan kakiku menuju badan pohon itu. Coretannya memudar bahkan hampir hilang dan hanya terlihat seperti kertas kotor saja. Aku mencoba memfokuskan penglihatanku dan mencoba berpikir kemana penunjuk arah ini membawaku.

“Aigoo bangku taman itu !!” seruku ketika menyadari kemana sebenarnya penunjuk arah ini membawaku. Tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung berlari, semakin menerobos hujan untuk segera menemui Kyungsoo yang ku yakini sedang menungguku di bangku taman itu, tempat dimana aku menyatakan perasaan cintaku dulu.

Kyungsoo pov

Aku merapatkan sweater yang ku pakai. Tubuhku sudah menggigil kedinginan tapi aku tak peduli. Mataku pun terus tertuju pada pohon yang tak jauh dari posisiku berdiri. Pohon terakhir yang dimana akan membawa Suho hyung padaku. Tubuhku sudah basah kuyup, tiga buah tabung kembang api yang akan ku ledakkan bersama Suho hyung nanti ku peluk erat dan ku masukkan ke dalam sweaterku. Aku masih setia duduk di bangku taman ini. Memasang wajah semanis mungkin walau aku sudah lima jam menunggu Suho hyung. Aku yakin dia datang, aku yakin dia akan datang menemuiku di sini. Ya, aku yakin itu.

“Kyungsoo !!” teriakan itu, suara itu. Walau suara hujan lebih mendominasi tapi aku masih bisa mengenali suaranya. Ya, itu, suara Suho hyung.

Aku semakin merapatkan sweaterku untuk melindungi kembang api yang akan aku ledakkan. Aku bangun dari duduk ku dan berjalan menghampiri Suho hyung. Ah tunggu, aku harusnya meledakkan satu dulu. Segera ku rogoh saku celanaku untuk mengambil koreak api yang sudah ku siapkan dari tadi.

“Aigoo mana dia??” tubuhku semakin bergetar, hembusan angin malam yang menerpa tubuhku membuatku merasakan dingin hingga menusuk ke tulang. Namun aku terus mencari, mencari korek api itu.

“Ah akhirnya ketemu.”

“Kyungsso apa yang kau lakukan eoh??”

“Aku sedang mencari korek api hyung. Mana dia??” aku terus merogh sakuku dengan tangan bergetar. Ntah kenapa celana jeans yang ku pakai terasa begitu sempit hingga tanganku tak bisa masuk menerobos ke saku celanaku.

Pluk pluk

Aku menengok ke bawah, tiga buah tabung kembang api yang ku peluk selama lima jam tadi jauh ke tanah.

“Aigoo” aku langsung berjongkok dan memungutnya, kembali memasukkannya ke dalam sweaterku.

“Kyungsoo, aigoo ayo kita pulang.”

“Sirheo hyung, kita ledakkan dulu kembang apinya.” Aku berhasil menemukan korek apinya. Aku dorong sisi satunya ke sisi lain, mengambil satu batang korek api dan menggesekkannya ke sisi lain kotak korek api yang berwarna coklat.

Sret sret

“Aigoo ayo menyala !!” aku panik, kepalaku terasa begitu pening, aku bahkan sudah tidak bisa merasakan jari – jari tangan dan kakiku.

“Kyungsoo, sudah !! Kita pulang saja !!” Suho hyung mengambil korek api itu dari tanganku dan membuangnya.

“T-tapi hyung ..”

Grep

Aku terbengong. S-suho hyung m-memeluk ku? Ia …. Ia memeluk ku?

“H-hyung ..”

“Hiks hiks kenapa kau begitu bodoh Kyungsoo-ah? Waeyo??” suara isak tangisnya terdengar jelas di telingaku. Tubuhku yang bergetar karna menggigil kedinginan membeku seketika. Bukan, bukan karna sudah beku menjadi es, tapi karna kehangatan yang Suho hyung berikan padaku akhirnya dapat ku rasakan kembali. Walau tubuh kami berdua sama – sama basah tapi pelukan Suho hyung terasa begitu hangat bagiku.

“H-hyung, m-mianhae ..” kemudian semua terasa berputar, telingaku berdengung dan perlahan semua menjadi gelap.

“Kyungsoo !! Kyungsoo-ah ireona !! Baby Soo !!” hanya teriakkan itu yang terdengar hingga akhirnya semua benar – benar gelap.
**

Suho pov

Brak

Aku menendang pintu dorm tanpa ampun. Baekhyun, Chanyeol, Kai, dan Sehun yang melihat pintu dorm terbuka langsung berlari kocar – kacir. Sehun membuka pintu kamar SuHun. Kai masuk ke kamar KaiDo. Chanyeol dan Baekhyun pergi ke dapur.

Aku masuk ke kamar SuHun, membaringkan tubuh basah Kyungsoo yang terasa begitu panas.

“Hyung langsung nakedkan saja, ini pakaian gantinya.” Ucap Kai sambil menyodorkanku baju lengan panjang Kyungsoo, lengkap dengan celana panjang dan dalamannya juga. Aku menerimanya dan langsung mengganti pakaian Kyungsoo yang basah. Setelah selesai, aku baringkan tubuh Kyungsoo di ranjang Sehun karna ranjangku sudah basah tadi.

“Hyung ini handuk untuk mengkompres dahi Kyungsoo.” aku menerima handuk agak dingin dari Baekhyun dan langsung menempelkannya pada dahi Kyungsoo. Ia juga menaruh baskom berisi air di atas meja di samping ranjang Sehun. Tak lupa sentuhan terakhir, ku selimutkan tubuh Kyungsoo hingga lima lapis dengan masing – masing ketebalan lima centi.

Blam

Ku tutup pintu kamar SuHun untuk membiarkan Kyungsoo istirahat. Sekarang, aku menatap marah pada empat orang di depanku yang kini tengah tertunduk.

“Siapa yang bisa menjelaskan ini semua padaku??” tak perlu menunggu lama, Baekhyun mengacungkan tangannya.

“A-aku h-hyung.” aku melipat tanganku di depan dada dan bersandar di pintu kamar SuHun.

“Sekitar jam lima sore saat langit mulai mendung aku memutuskan untuk menyusul Kyungsoo bersama Chanyeol. Sampai di sana aku sudah membujuknya untuk menunggu Suho hyung di dorm saja. Tapi dia-

“-aku tidak mau hyung. aku mau menunggu Suho hyung di sini.”

“tapi Kyungsoo, langit sudah gelap dan mendung. Aku yakin sebentar lagi akan turun hujan. Kita tunggu Suho hyung di dorm saja, ne?”

Aku terus merayunya, bahkan Sehun dan Kai pun ikutan menyusul kami hanya untuk membujuk Kyungsoo supaya mau menunggu Suho hyung di dorm saja. Tapi ia keras kepala dan tetap menunggu. Hingga akhirnya hujan pun turun, sekitar jam enam kami membawakan Kyungsoo payung namun dia malah menolaknya. Ia bilang-

“-biarlah tubuhku ini basah kuyup hyung. Biar saja kalau nantinya aku sakit, aku tak peduli. Yang penting, saat Suho hyung datang ke sini. Ia akan menemukanku dengan senyum manis dariku. Aku tau, walaupun dia begitu marah atau membenciku sekalipun, aku yakin, di dalam hati kecilnya, ada rasa cinta yang begitu besar untuk ku. Aku yakin itu !! Aku memang benci jika harus menunggunya, apalagi harus di bawah hujan seperti ini, tapi aku tak peduli. Semua rasa kesalku ini akan hilang dan berganti dengan rasa bahagia. Aku mencintainya hyung, sangat mencintainya. Di tengah badai atau ketika taman ini terkena angin puting beliung sekalipun, aku akan tetap menunggunya. Ya, Baby Soo akan tetap menunggu Myunnie hyung XD.”.

Bruk

Tubuhku ambruk jatuh ke lantai. Ku tekuk lututku dan ku benamkan kepalaku dalam – dalam di antara dua lututku. Cerita Baekhyun terus teringat olehku. Kyungsoo, sebegitu cintakah ia padaku? Sebegitu sabarkah ia menungguku walau di bawah hujan yang deras itu? Mengapa ia begitu bodoh? Tidak, bukan dia yang bodoh. Tapi aku, Myunnie hyung-nya lah yang bodoh karna termakan api cemburu. Aku, Myunnie hyung yang terlalu kekanakan baginya dan sebenarnya tak pantas untuk menjadi namjachingunya.

“Pabbo !! Pabbo !!” aku merutukki diriku sendiri. Memukuli kepalaku dengan kedua tanganku. Tak peduli dengan rasa sakitnya. Aku bodoh !! aku leader, guardian dan namjachingu yang bodoh !!

“Eungghh” ku dongakkan kepalaku saat ku dengar suara orang melenguh. Ku lihat selimut yang menyelimuti tubuh Kyungsoo bergerak – gerak. “eunghh panas …” aku segara bangun dari jatuhku dan menghampirinya.

“Baby Soo, kau sudah bangun?” tanyaku penuh kelembutan padanya. Ku belai lembut surai hitam miliknya, tak lupa ku berikan kecupan terhangatku di dahinya yang masih tertempel handuk yang ku gunakan untuk mengompresnya tadi.

“Suho hyung, aku tidak mimpi kan?” tanyanya dengan suara parau. Aku duduk di tepi ranjangnya, meraih tangannya dan mengecup pelan punggung tangannya.

“Aniyo~ kau tidak mimpi Baby Soo.” Kemudian ia tersenyum, membawaku tanganku mendekat ke pipinya yang masih terasa panas ketika punggung tanganku menyentuh pipi yang sedikit tembam itu.

“Hyung mianhae, aku dan Baek..”

“Ssstt … sudah lupakan.” Aku menatap lembut kedua mata bulatnya sambil memberikan senyum angelic hangatku.

“Hyung ayo sini tidur bersamaku.”

“Eoh kau sedang sakit, tidak boleh.” Ia mempoutkan bibirnya lucu, membuatku kembali tersenyum melihat tingkah lucunya.

“Hyung takut tertular ya? Yasudah deh aku tidur saja lagi.” Ia melepaskan genggaman tangan kami dan berbalik menghadap tembok dengan susah payah karna selimut tebal dan tinggi yang menindih tubuhnya.

“Aigoo~ nae Baby Soo kalau marah lucu sekali sih.” aku naik ke ranjang dan berbaring di sebelahnya. Masuk ke dalam selimutnya dan memeluk tubuh panasnya dari belakang.

Hening, itu lah suasananya.

“Kau sudah tidur? Baiklah, jaljayo nae Baby Soo~” aku mempererat pelukanku pada pingganya dan mengecup leher putihnya.

“Hyung geli ..” serunya sambil membalikkan tubuhnya, membuat tubuhnya kini berhadapan denganku.

“Wah hyung membangunkanmu ya? Mianhae~”

“Aniyo~ aku memang belum tidur hyung.” kembali ku belai lembut surai hitamnya dan ku kecup dahinya.

“Jangan nakal lagi, ne?”

“Mwo? Apa maksudnya?” ia menyerngitkan dahinya bingung.

Cup

Ku kecup sekilas bibir kisablenya yang terlihat pucat.

“Jangan pernah menunggu hyung atau siapa pun selama berjam – jam bahkan di bawah hujan, ne?” ia tak menjawab, malah menggeleng.

“Kalau itu yang ku tunggu Myunnie hyung, aku akan tetap menunggunya. Walau Korea Selatan sedang dilanda badai sekalipun.”

“Ck, keras kepala.”

“Biar saja. Baby Soo kan cinta Myunnie hyung~” ia tersenyum, senyum yang begitu manis yang tak pernah ku lihat sebelumnya.

“Baiklah kalau itu mau mu, tapi bagaimana kalau kita tidur? Badanmu masih panas Kyungsoo dan ..”

“Tapi aku mau main kembang api hyung.”

“Mwo??”

“Ne~ kan hyung yang membuangnya di taman semalam. Hyung harus menggantinya.” Aku berpikir sejenak, hanya bermain kembang api. Tak bermain hujan kan?

“Ne~ kajja kita ke balkon dorm.” Aku turun dari ranjang dan membantunya turun dari ranjang. Ku pakaikan ia sweater tebal dan ku papah ia ke balkon dorm.

“Kau tunggu di sini, ne?” ia mengangguk dan duduk manis di sebuah bangku yang ada di balkon. Aku masuk ke kamar BaekYeol dengan mengendap – ngendap. Membuka laci meja dan mengambil dua buah tabung panjang juga korek apinya.

“Ini dia kembang apinya Baby Soo” ucapku setelah berada di balkon lagi.

“Huwahh ayo hyung nyalakan !!” aku mengangguk, kemudian mulai menggesekkan ujung batang korek api ke sisi kotak korek api hingga timbul sebuah api kecil dari batang korek api itu. Ku arahkan apiku ke ujung sumbu tabung yang di pegang Kyungsoo. Sudah tersambar ke sumbu, ku bantu Kyungsoo bangun dari duduknya dan mengarahkan tangan Kyungsoo tinggi – tinggi ke langit.

Duar duar …

“Huwahh yeppeuda~”

Duar duar .. Duar duar ..

Tak peduli suara berisik ledakkan kembang api mengganggu penghuni dorm lain. Yang aku tau, ledakkan kembang api membuat Kyungsoo bahagia. Melihat senyuman manisnya membuatku kuat mental jika beberapa saat lagi, aku akan di marahi sunbaenim.

Duar .. duar ..

Bunyi ledakkan terus terdengar hingga dua puluh ledakkan. Setelah selesai bermain dengan kembang api, aku dan Kyungsoo kembali duduk di bangku tadi.

Angin malam ku rasakan dingin menusuk tulang. Aku melirik Kyungsoo sebentar dan kaget mendapatinya menggigil kedinginan.

“Aigoo Kyungsoo~ ayo kita masuk ke dalam.” Ajakku sambil menarik tangannya.

“Sirheo, ku mohon di sini saja hyung. Sebentar lagi, ne?” aku hanya diam dan tetap berada di sampingnya. Ku persempit jarak di antara kami dan ku selipkan tanganku untuk merangkul pinggangnya.

“Hyung bukankah langit malam ini begitu indah?”

“Ne~ tetapi lebih indah senyumanmu Baby Soo.” Dapat ku lihat pipinya memerah. Aku hanya bisa tersenyum melihatnya.

“Myunnie hyung~”

“Ne?”

“Sarangheyo~”

“Nado, nado jeongmal sarangheyo Baby Soo” kemudian kami tenggelam dalam kehangatan malam di bawah langit malam yang bertaburan bintang.

THE END

Huwah gimana chapter duanya?? Huehehe … romantic kagak?? Romantisan yang ini apa yang BaekYeol ?? Kekeke XD

cHo mau minta maaf sebelumnya kalau ‘Memory About Love + EXO Princess’ nya belum di lanjuttin. Ini malah buat fanfic baru, hehe .. Sebenarnya udah diketik dikt – dikit Cuma tinggal dibuat full fanficnya hehe .. Cuma akhir – akhir ini cHo sibuk bantu mama *halah-_-*

Yaudah, ditunggu coment dan likenya yaaaa~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar