Minggu, 30 September 2012

Boyfriend FanFic | Two Hearts for One Love


Title: Two Hearts for One Love
Author: Rahma Qonita is me
Genre: romance, friendship, sad *gagal*
Rating: 15+
Length: oneshoot
Main cast: song eun hee, shim hyunseong, lee jeongmin

          Annyeong readers^^ author gadungan yang imut nan yeppo ini *PD sangat* balik lagi bawa ff baru. Ff ini author persembahkan buat temen author yang berulang tahun hari ini. Saengil chukka hamnida EKA AGUSTINA OCTAVANI aka SONG EUNHEE, semoga makin unyu, tambah sukses, dan dapet PTN yang diinginkan, wyatb. Yodah daripada capek dengerin author ngucapin do’a panjang lebar buat temen author mending langsung baca aja, semoga readers seneng termasuk temen author yang lagi untah hari ini, mian kalo gaje. Eits, jangan lupa tinggalkan jejak yaaa ^.~
~ppyong
--

“hyun kau harus tabah menghadapi semua ini, kau hanya bisa bertahan hidup dalam setahun ini, kau harus kuat hyun melawan penyakit mematikan ini”


“andwaeeee~” aku yang sedang memandang langit sore itu bersama namjachinguku, hyunseong langsung tersentak kaget mendengar teriakannya.

“wae chagi?” Tanya ku panik, “gwenchanayo?” aku memegang keningnya.
“aniyo chagi, gwenchana, aku baik-baik saja, hosh hosh” dia terengah-engah sepertinya dia ketiduran dan bermimpi buruk.

“kalo gitu kita pulang saja yuk, kajja” kataku dan segera pulang bersamanya.
“mianhae eunhee aku terpaksa berbohong padamu” *gumam hyunseong dalam hati*
--

“annyeong^^ hei melamun saja kamu eunhee” jeongmin datang dan membuyarkan lamunanku.

“eh aniyo, hehe .. dari mana kamu? Mana hyunseong?” tanyaku padanya.

“loh dia tidak memberitahumu ya? Hari ini dia tidak masuk, semalam badannya panas, aduh kau ini yeojachingunya kok ngga tau sih” dia menjitak kepalaku pelan.

“ani, tapi kemarin itu….” Aku menerawang kedepan, mencoba mengingat kejadian kemarin sore ditaman.
“kemarin? Wae? Kalian bertengkar?” jeongmin duduk disebelahku.

“kemarin saat ditaman, hyunseong dan aku sedang melihat langit sore, lalu hyunseong tertidur dan tiba-tiba berteriak andwae dengan keras dan keringat disekujur tubuhnya, aku yakin dia mimpi buruk, tapi dia menyembunyikan sesuatu padaku”

“hmm hyun memang akhir-akhir ini seperti itu, sudah beberapa kali saat menginap dirumahku dia bermimpi buruk, semoga saja dia tidak apa-apa. Nanti sepulang sekolah kita jenguk ya” jeongmin mengusap kepalaku pelan, dia memang teman yang baik.
--

Hyunseong POV

‘tok tok tok’ aku mendengar pintu apartemenku diketuk seseorang, mungkin itu eunhee dan jeongmin sudah sampai, aku harus segera membukanya “uhuk uhuk uhuk” omo~ berdarah lagi, aigoo kenapa disaat seperti ini sih “sebentar yaa uhuk uhuk uhuk“ aku langsung kekamar mandi membersihkan darah yang ada ditanganku.

#cklek
“hyun kau didalam?” eh itu suara jeongmin, aduh cepat bersihkan deh “uhuk uhuk uhuk” aigoo kenapa keluar lagi?? Aish~ #seerrrr “hyun kau dikamar mandi? Eunhee kau tunggu sini ya aku kekamar mandi dulu”

“ne~” aish jeongmin mau kesini “uhuk uhuk” #cklek “ah hyun kau?” #hup aku membekap mulut jeongmin dengan handuk kecil.

“jeong? Wae?” #brak “jeong? Wae?” #dordordordor

“sssttt diam jeongmin, aku akan melepaskanmu tapi kau janji jangan berteriak ya” jeongmin mengangguk, aku melepas bekapanku.

“hosh hosh hosh, kau gila hyun, hampir mati aku”

#dordordor “jeongmin? Hyunseong? Wae? Gwenchanayo?”

“eh eunhee terus menggedor pintu apa yang harus kita lakukan?”
“katakan saja, kita tidak apa-apa uhuk uhuk uhuk”

“hyun kau batuk darah?”

“ssstttt diam, cepat katakan, ppali!”

“ne~ gwenchana, eunhee, aku dan hyunseong baik-baik saja”

“jinjja?? Aku mendengar suara ribut-ribut dari dalam kamar mandi? Kau yakin? Hyunseong sedang apa?”

“chagi, aku dan jeong tidak apa-apa, kau tunggulah diruang tamu” ku dengar langkah kaki eunhee menjauhi kamar mandi.


“sekarang katakan kenapa kau bisa batuk darah?”

“ini hanya batuk biasa” aku menutupi penyakitku dari jeongmin.

“tidak, kalau itu batuk biasa tak mungkin mengeluarkan darah, jebal katakan, atau kau mau aku teriak ke eunhe??” aish~ ancaman yang sulit.

“ne~ aku terkena kanker paru-paru jeongmin”

“omo~” jeongmin membesarakan matanya dan menutup mulutnya tidak percaya “kau serius?”

“tentu saja, aku tak mungkin bohong, tak ada guna aku bohong”

“hyun, hiks hiks … kau harus tabah” #hug jeongmin memelukku.

“ne ne~ ini penyakit sudah lama, aku juga kaget mendengarnya tapi mau dikata apa, ini sudah takdir”
“tapi kau masih bisa sembuh kan?” aku menggeleng.

“tidak, kata dokter umurku tinggal setahun lagi”

“tidak, itu tidak mungkin, dokter pasti bohong, kau  jangan percaya dokter gadungan hyun” #pletak aku menjitaknya.

“sudah jangan dibahas, yang penting aku harus bahagiakan eunhee untuk setahun terakhir hidupku” aku menerawang kelangit-langit kamar mandi.

“ne~ kau benar, hwaiting hyun!!”

“ne~ hwaiting”

“hei kalian sedang apa sih?? Lama sekali” #cklek aku dan jeongmin keluar dari kamar mandi dengan senyum mengembang #hug eunhee langsung lari dan memelukku.

 “bogoshippo chagi-ya” kata eunhee dipelukanku, aku mengusap punggungnya, pelukan ini hanya akan kurasakan setahun. “eh aku mau kamar mandi, sebentar” eunhee lari kekamar mandi, aku berusaha mencegahnya tapi tidak bisa.

“aduh jeongmin, darah yang dihanduk belum dibersihkan, otte?”
“ya~ aduh, berdo’a sajalah dia tidak sadar yaa”

Hyunseong POV end

          Aku buru-buru ke kamar mandi, tapi sampai disana aku melihat handuk kecil dilantai, bercak warna merah seperti darah, aku cium handuk itu, bau amis seperti darah manusia, apa hyunseong dan jeongmin? Ah gak mungkin, mereka kan teman baik, gak mungkin sampe tusuk-tusukkan. Setelah memenuhi panggilan alam (?) aku kembali ke ruang tamu, menanyakan kabar kekasihku itu, menceritakan soal sekolah lalu pamit pulang, tapi bercak merah dihanduk itu, masih misteri, hmm kutanyakan saja deh.

“chagi tadi waktu kekamar mandi aku liat handuk yang ada bercak merahnya, apa itu?” ekspresi hyunseong tampak kaget, hmm ada apa ini?

“hmm itu….”

“itu tadi ada burung kena tembak eunhee terus jatuh dikamar mandinya hyunseong dan sama kita dibersihkan pake handuk itu, benar kan hyun?” jeongmin menyengol bahu hyunseong.

“hmm eh eh iya itu benar chagi” hyunseong tampak ragu, aku makin curiga, tapi biarlah.

“oh yaudah kalo gitu aku pulang ya, yuk jeong kita pulang biarkan hyun istirahat, phai phai chagi” #cup hyunseong mencium keningku seperti biasa jika ingin berpisah.

“jaljayo, jaga kekasihku ya jeong” lalu aku dan jeongmin pulang
--

Author POV

Sudah enam bulan sejak kejadian itu, kesehatan hyunseong semakin memburuk, batuk darah yang diakibatkan kanker paru-parunya makin sering keluar dan makin susahlah dia mengumpati itu semua dari eunhee hingga pada suatu hari.

Author POV end

“uhuk uhuk uhuk” hyunseong batuk lagi dan lagi, dia sering sekali batuk, padahal saat aku ke dokter dengannya kata dokter dia hanya batuk biasa dan hyunseong juga rutin meminum obat, sebenarnya dia sakit apa?

“chagi gwenchanayo?” aku memegang bahunya, dia terus batuk-batuk.

“hmm aku … uhuk uhuk kekamar mandi sebentar yaa” lalu dia berlari kekamar mandi, sekitar 15menit hyunseong tidak kembali juga, aku makin merasa khawatir, apa ku susul saja ya?? Ah dia pasti akan segera kembali, sabar eunhee. Lewat pukul 9 malam, makanan yang kupesan sudah habis tapi hyunseong belum juga keluar, ini sudah lewat 30 menit, aku susul saja. Aku susul ke kamar mandi, mungkin karna sudah malam dan ini hari jum’at kamar mandi kafe itu sudah sepi, aku memberanikan masuk ke kamar mandi laki-laki.

“hyun kau dimana?” kataku sambil membuka pintu kamar mandi dan “omo~ hyun kau?” aku melihat hyunseong tergeletak lemas dilantai kamar mandi dengan mulut dan hidung berlumuran darah “hyun kau kenapa?? Hiks hiks .. hyun jangan tinggalkan aku hiks hiks ..” aku mencoba mengangkat tubuh hyunseong tapi tidak bisa, lalu seorang CS namja datang dan membantuku membawa tubuh hyunseong yang sudah pucat dan dingin “hyun jangan mati, jangan tinggalkan aku dulu chagi” kataku didalam taxi, aku membersihkan darahnya dengan tisuku, aku terus berdo’a semoga aku tidak terlambat membawa hyunseong ke Rumah Sakit.

@RS
Hyunseong POV

          Kukerjap-kerjapkan mataku beberapa kali, kepalaku terasa pusing, aku berusaha bangun tapi tanganku seperti dipegang seseorang, ah ini eunhee, hei aku dimana? Hah? Rumah sakit? Tidak, aku benci rumah sakit.

“hmm hoaamm, hyun kau sudah bangun?” ah sial, gerakanku membangunkan eunhee.

“ne~ kau tidur saja lagi chagi” aku mengusap kepala eunhee “chagi matamu wae? Bengkak seperti itu? Kau habis menangis? Siapa yang menyakitimu chagi?” kulihat matanya sembab, siapa yang menangisinya?

“aniyo, hehe tadi aku sebelum kesini nonton drama korea dulu, ceritanya sedih banget sampe buat aku nangis deh hehe, kamu aja yang istirahat, oya ini tadi jeongmin bawakan kamu buah apel, kesukaanmu, ayo makan dulu ya” tidak mungkin, dia pasti dusta, apa jeongmin yang menangisinya? Ah itu tidak mungkin juga, mana tega jeongmin menangisi eunhee, teman akrabnya ini. “ayo buka mulutmu aaa” aku memakan apel dari eunhee, dia terus tersenyum tapi senyum kekecewaan, dia kenapa ya?

“annyeong^^ mirror prince datang membawa kebab kesukaan pincess eunhee hehe .. hai hyun bagaimana keadaanmu?” jeongmin datang tiba-tiba dengan senyumnya yang lebar itu.

“baik, terimakasih sudah perhatian pada kekasihku jeong”

“ne~ cheonma^^ ayo princess dimakan dulu nih kebabnya” jeongmin  menyuapai eunhee, itu membuatku cemburu tapi tubuhku lemah sekarang aku tidak bisa menyuapini eunhee.

“aaa ayo princess buka mulutnya sang pilot jeongmin akan memasukkan pasukan kebab ke goa mu aaa” jeongmin mempermainkan makanan itu didepan mulut eunhee “eits tidak bisa .. ayo tangkap kebabnya dengan betul haha”
“hei sini, kau jangan perminkan mulutku yaa aaa hei jeong aish~” eunhee dan jeogmin terlihat senang, hmm walau cemburu tapi baiklah biarkan saja, toh itu membuat eunhee bahagia.

“hup nyam nyam .. gomawo jeong”

“habiskan dulu kebab dimulutmu baru bicara, haha”

“ayo hyun makan lagi apelnya” eunhee menyodorkan sepotong apel kemulutku.

“aniyo~ aku sudah kenyang”

“ayo hyun sepotong lagi” dia terus memaksaku.

“sirheo chagi” aku terus mengelak.

“ayoo, jebal sepotong lagi” dia terus memaksa.

“aku tidak mau, aku kenyang” aku mulai emosi.

“kau ini sedang sakit parah kenapa masih bandel sih?” aku kaget mendengar itu dari mulutnya, dari mana dia tau? Apa jeongmin? Aku membesarkan mataku ke jeongmin.

“jangan salahkan jeongmin, aku yang memaksa dokter bilang padaku, kau kenapa tidak jujur saja sih padaku hah? Kau selalu membuatku khawatir dengan dirimu itu hyun, sekarang makan apel ini, untuk kesembuhanmu” eunhee masih terus menyodorkan apel kemulutku. Hmm pasti matanya sembab karna menangis kalo dia tau aku punya kanker, haaahh .. akhirnya ketawan juga.

“sirheo chagi, aku benar-banar kenyang”

“jangan menolak, jebal! Makan ini!”

“SIRHEO .. KUBILANG TIDAK MAU YA TIDAK MAU” aku mengempaskan apel yang ada ditangannya. Eun hee kaget, dia beranjak dari kursinya dan pergi berlari “eunhee aku tidak bermaksud.. aish~ jeong kejar dia, jebal!” jeongmin langsung berlari mengejar eunhee, aish~ apa sih yang aku lakukan, dia begitu kan untuk kesembuhanku, aaaa hyunseong babo~~
Hyunseong POV end

Jeongmin POV

“eunhee tunggu” aku mengejar eunhee.

“jeong lepas, hiks hiks ..”

“sirheo, sudah jangan pikirkan, hyunseong mungkin sedang sedih karna penyakitnya, sudah uljima cup cup” aku mengusap kepala eunhee.

“ne~ aku mengerti, tapi dia seharusnya tidak perlu barteriak seperti itu, hiks hiks ..” eunhee terus menangis dipelukanku.

“ne~ nanti ku marahi dia, uljima nanti kau sudah jelek tambah jelek tau”

“ya~ kau!” #buk eunhee memukulku.

“hehe peace princess hehe” aku membentuk huruf V diantar jariku, dia tertawa.

“sudah jangan menangis ya” #hug
Jeongmin POV end

          Tidak jauh dari mereka seorang namja dengan berpengangan pada tembok memerhatikan mereka yang sedang tertawa “eunhee sepertinya jeongmin yang akan menjagamu disaat aku tidak ada nanti, akhirnya aku bisa tenang sekarang”
--

Selama sebulan lebih hyunseong dirawat dirumah sakit untuk pemulihan kesehatannya, kekasihku cepat sembuh ya biar kita bisa bermain bersama lagi (?). hari ini adalah saatnya dia pulang, dia pasti senang deh.

‘tiiinn  tiiiinnnnnn tiiiiiiiiinnnnnnnnn’ itu pasti suara klakson mobil jeongmin, aku harus mempercepat dandanku.

“umma aku berangkat” setelah cipika-cipiki sama umma, aku langsung going to the hospital with jeongmin.

@RS

“annyeong uisa^^ gimana kabarnya?” sapaku ramah pada uisa yang merawat hyunseong, dokter spesialis kanker paru-paru dan sekitarnya (?).

“annyeong eunhee, jeongmin. Mau menjemput hyunseong ya? Wah dia pasti senang sekali, ayo ikut saya” saat berjalan menuju kamar inap hyunseong tiba-tiba seorang suster berlari panik kearah kami.

“uisa gawat uisa, pasien kamar 105 uisa, napasnya tersengal-sengal” mwo? 105? Itu nomor kamar hyunseong, aku meremas tanganku, jeongmin mengusap-ngusap bahuku.

“tenang semoga hyunseong tidak apa-apa” tapi dalam hatiku aku merasa sangat khawatir dan tidak enak.

“ayo segera kesana” uisa dan suster itu berlari cepat ke kamar hyunseong di ikuti aku dan jeongmin dibelakangnya.

“kalian tunggu luar saja ya” aku dan jeongmin duduk lemas diruang tunggu didepan kamar inap hyunseong. Kira-kira satu jaman uisa itu keluar, ada berita besar pada raut wajahnya, oh tidak jangan bilang itu berita buruk, aku paling benci itu.
“uisa bagaimana keadaan hyunseong?” uisa hanya geleng-geleng kepala, dia berjalan perlahan kearahku yang berdiri bengong kearahnya.

“eunhee kau harus tabah menerimanya” uisa memeluk tubuhku, tak lama muncul tempat tidur hyunseong yang tetutup kain putih dan ada sesorang dibalik kain putih itu, ‘tes tes tes’ air mataku mulai menetes. Jeongmin mendekati sosok itu dan membuka perlahan kain putih nyang menutupi seluruh badannya. #sreett

“andwaaaaeeeeeeeeeeeeeeeeeee” aku langsung berteriak sekencang-kencangnya. “hyunseooonnnnnggggg jangan tinggalkan akuuu .. huweeeeee ToT wae hyun? Wae chagiya?? Kenapa kau pergi secepat ini hah???” aku mengguncang-guncang tubuh hyunseong dengan keras.

“sudah eunhee sudah” jeongmin memegang tanganku, menahanku untuk mengguncang tubuh hyunseong.

“sirheo~ kita harus bangunkan hyunseong, kita haru bawa pulang dia kembali ke apartemennya, besok kita akan sekolah lagi, ya kan jeong? Ya kan? Ayo hyunseong bangun, kita pulang hiks hiks .. hyun bangun hyun, chagi bangun aku disini chagi, ayo bangun” aku terus mengoyangkan badan hyunseong tapi dia diam, tak bergerak, mukanya pucat pasi dengan badan sedingin es.

“cukup eunhee dia sudah tiada, dia sudah mati, relakan dia eunhee” #hug jeongmin memelukku.

“tapi aku tidak mau ditinggalkannya jeong, hiks hiks”

“ne aku juga princess, tapi ini sudah takdir, kita harus menerimanya” lalu suster membawa mayat hyunseong pergi.

“ANDWAAAEEEEEEEEE~~~~~ HYUNSEEEEEOOOOOOONGGGGGG~” aku terduduk lemas dilantai dan pingsan.
--

“hei putri tidur ayo bangun, ini sudah pagi” aku bangun dan mendapati hyunseong didepanku.

“chagi kau masih hidup?” tanyaku padanya.

“tentu, kalau sudah mati untuk apa aku disini. Lihat? Aku sudah sembuh, ayo kita main, kita ke taman jalan-jalan menikmari udara sore yang indah ini, kau ingin melihat bungakan? Ayo kajja kita liat bunga” hyunseong menarikku dan kami berlari berkejaran ketaman, sampai ditaman kami duduk bersandar disebuah pohon.

“hosh hosh capek ya” kataku.

“ne~”

“hmm hyunseong, kau janji kan tidak akan meninggalkanku lagi?” kataku menatapnya dalam.

“tentu, aku akan selalu disampingmu chagi” #hug

“saranghoe chagi” #hug back

“nado sarangheo” perlahan tapi pasti aku merasa hyunseong melepas pelukannya.

“chagi kau mau kemana?” dia terbang kelangit, jauh dan semakin jauh tinggi ke atas sana “hyunseong kau bohong!!! Kau bilang tidak akan meninggalkanku, kau mau kemana?? Hiks hiks” aku mulai menangis.

“chagi, mianhe jeongmal mianhae, ada seseorang yang lebih menyayangi dan lebih bisa menjagamu dibanding aku. Cintailah dia seperti kamu mencintaiku chagi, sarangheo jeongmal sarangheo, jangan lupakan aku chagi, berbahagialah bersamanya”

“andwaee~” aku bangun dan menemukan jeongmin disampingku.

“kau sudah bangun? Wae? Kau mimpi apa?” #hug

“jeongmin hiks hiks, hyunseong jahat, dia bilang cintai orang lain seperti aku mencintainya, aku hanya mencintainya jeongmin, tak ada yang lain”

“tapi hyunseong sudah tidak ada didunia ini, kau harus menerimanya dan memberikan hatimu pada yang lain”

“aku akan mencobanya”
--

          3 bulan setelah kematian hyunseong, hidupku sepi, hampa, tak ada senyum lagi dibibirku. Jeongmin selalu menghiburku tapi tetap tak bisa buatku ceria lagi. Hyun hari ini hari ulangtahunku apa kau akan turun dari langit dan memberiku hadiah? Semoga saja begitu, ‘drrrtttt’ hp ku bergetar ada sms dari jeongmin

“eunhee cepat ketaman!! Jebal!!” aku malas tapi baiklah kuturuti saja.

@taman
          Aku sudah sampai ditaman dan mengedarkan pandanganku kesekeliling taman tapi tidak ada satu orangpun, benar-benar sepi.

#dor aku terlonjak kaget, aku menengok “aaaaaaa hantuuuu” kataku lalu aku berlari sekencang mungkin.

“hahahaaha kau ini lucu sekali, masa sama topeng gini aja takut” aku menghentikan langkahku dan ternyata itu jeongmin.

“ya~ kurang ajar kau jeongmin!!!” aku mengejarnya, dia berlari menghindar sampai akhirnya “omo~” aku menutup mulutku, terkagum-kagum dengan pemandangan yang kulihat didepanku.

“SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA SONG EUNHEE, WISH YOU ALL THE BEST PRINCESS” teriak jeongmin. Bunga mawar ditebar berbentuk love dan ditengahnya bertuliskan “HYUNSEONG, EUNHEE and JEONGMIN forever bestfriend” #hug

“gomawo jeongminnie” kataku memeluknya.

“ne~ cheonma princess, oya ini ada sesuatu untukmu dari hyunseong, ayo ikut aku” jeongmin menuntunku ke sebuah meja bundar dan ada foto hyunseong disana juga sebuah boneka teddy bear besar sedang memegang kertas berwarna putih.

“apa ini jeong?” kataku mengambil kertas itu.

“itu surat dari hyunseong, sebelum dia meninggal dia menulis itu  untukmu, ini juga boneka pemberiannya yang dia minto tolong belikan padaku, oya sebelum baca suratnya ayo kita do’akan arwah hyunseong dulu.

“ne~” aku dan jeongmin berdo’a didepan foto hyunseong.

“sekarang bacalah” kubuka perlahan surat itu dan mulai membcanya

          “untuk my princess chagiya ku song eunhee, aku tau tiga bulan lagi kamu ulang tahun dan ku tahu umurku tidak akan sampai pada tanggal itu, makanya kucepat-cepat tulis surat ini untukmu. Sebelumnya ku ucapkan SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA SONG EUNHEE, SEMOGA KAU MAKIN YEPPO DAN MAKIN CINTA PADAKU, hehe. Eunhee, ku tau kamu pasti kesepian tak ada aku kan? Untuk itu ku berikan kau boneka teddy bear besar untukmu, maaf kalo itu bukan seperti yang kamu harapkan tapi ada seseorang yang lebih mencintai dan menyayangimu dibanding aku, kau pasti bertanya siapa? Ya kan? Jawabannya hanya satu LEE JEONGMIN, ne~ jeongmin lah yang akan menggantikan  posisiku dihatimu chagi, ku mohon terimalah dia jadi kekasihmu, cintai dia seperti kau mencintaiku tapi jangan pernah lupakan aku ya walau aku kini telah tiada. Mianhae jeongmal mianhae hanya ini yang bisa kuberikan padamu, aku mencintaimu eunhee, nomu nomu nomu nomu nomu sarangheo *hug + popo* phai phai ~ppyong”

Kudekap surat itu kuat-kuat, banyak bercak darah disurat itu, pasti hyunseong membuatnya dengan sakit yang tak terkira.

“otte? Kau sudah membacanya?”

“ne~”

“jadi? Apa kata hyunseong?”

“dia menyuruhku mecintaimu jeongmin”

“mwo? Impossible”

“lihat saja” aku memberikan surat itu ke jeongmin.

“tidak usah, hehe .. hmm jadi …. would you be my girlfriend princess??”

“ne~ I do prince”

“huaaaa gomawo, sarangheo princess” #hug

“nado sarangheo prince” #hug back

“mari kita ke makam hyunseong, kajja”

“ne~ kajja!”

@TPU
“hyunseong aku datang dengan jeongmin, namjachingu baruku, hehe … chagi bagaimana keadaanmu disana sekarang? Sudah sembuhkah? Semoga iya. Hyunseong jangan lupakan aku dan jeongmin ya, sarangheo hyun” eunhee menaruh bucket besar berisi bunga mawar merah dan putih didekat nisan hyunseong.

“hei hyun, terimakasih udah ijinin gue dapetin hatinya eunhee, gue janji gue bakal jaga dia seperti apa yang lo mau bahakan lebih, hehe .. sarangheo hyun, kita berdua cinta dan bakal kangen sama lo, lo yang tenanglah disana” jeongmin menaruh bucket bunga melati diatas makan hyunseong.

Dua anak manusia itu menebar banyak bunga kemakan hyunseong, menyiramnya dan mendo’akannya. Sesosok mahluk berwajah manis tersenyum hangat melihat kedekatan eunhee dan jeongmin, “eunhee chagiyaku, cintaku tak akan pernah mati untukmu, jeongmin kuharap kau menjaganya dengan baik. Berbahagialan kalian berdua” lalu mahluk itu terbang keatas langit dengan perasaan bahagia.

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar